Rabu, 02 Oktober 2013

zikir doa 1587-1596



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang, sering kita jumpai perdebatan-perdebatan yang banyak dilakukan oleh para ulama’ hadist.
Jika dianalisa kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang agama tersebut maka harus sangat berhati-hati dalam mempelajarinya terutama dalam bidang tafsir hadist. Demi menjaga keshahihan hadist yang disampaikan oleh Nabi Muhammad maka kita harus paham dan mengerti tentang makna yang terkandung di dalam hadist tersebut sesuai dengan susunana yang ada .
B.     Rumusan masalah
1.      Sub bab mengenai dzikir dan doa
2.      Hadist 1587-1596
C.     Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:                    
1.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah hadist
2.      Untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan dzikir dan doa
3.      Untuk lebih mengetahui tafsir dari beberapa hadist 1587-1596








BAB II
PEMBAHASAN
Hadits No. 1587

َوَعَنِ ابْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ( اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ )  أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Artinya:Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca doa (artinya = Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari menghilangnya nikmat-Mu berpindahnya keselamatan-Mu kedatangan adzab-Mu yang tiba-tiba dan dari segala kemurkaan-Mu)." Riwayat Muslim.[1]
Dari hadist di atas bahwa rosululoh saw  di dalam doanya meminta kepada alloh swt untuk selau di lindungi dari segala hal,baik dari nikmat yang ada,dari azab yang di turunkan oleh alloh atas kemurkaan alloh swt.dalam hadist lain yang berbunyi”barang siapa yang tidak meminta pada alloh maka alloh akan marah kepadanya”dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa tempat untuk berlindung dan meminta ialah pada alloh swt semata, sebagaimana hadist-hadist yang menjelaskan  anjuran untuk berdo pada alloh swt,sebagai umat islam kita harus menyerahkan segala sesuatu yang kita alami kepada alloh swt.[2]
Selalu Bersyukur atas semua nikmat yang telah di berikan oleh alloh swt,karena semua yang kita miliki dan yang kita lakukan di dunia adalah berkat karunia alloh swt,alloh swt lah yang memberikan nikmat kepada kita yang tidak terhitung jumlahnya,selain itu selalu bertawakal,membersihkan diri dari ikhtiar yang keliru dan mempercayai atas semua hal yang telah di berikan alloh wt pada makhluknya.[3]
Kata faj’ah dengan fathah fa’ dan sukun jim yang pendek dan dengan dlomah fa’nya ‘dan faathah jim dan  panjang jimnya itu yang berarti tiba-tiba hilangnya kenikmatan tidak akan tarjadi dari alloh swt.kecuali karena dosa yang besar yang telah di lakukan oleh seseorang.lalu permohonan perlindungan dari alloh dari dosa itu sebenarnya seakan –akan beliau berdoa’a:saya berlindung kepada engkau dan kejelekan –kejelekan segala amalku,dan itu suatu pengajaran bagi umatnya.sedangkan perubahan keselamatan itu berarti berpindahnya,dan hal itu tidak akan terjadi kecuali karna terjadi lawanya yaitu terjadi sakit.[4]
Hadits No. 1588

َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ اَلدَّيْنِ وَغَلَبَةِ اَلْعَدُوِّ وَشَمَاتَةِ اَلْأَعْدَاءِ )  رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ


Artinya:Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca doa: "(Artinya = Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari bahaya hutang bahaya musuh dan kemenangan para musuh)". Riwayat Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim.[5]
Hadist di atas menjelasakan mengenai permintaan perlindungan kepada alloh terhadap cobaan yang di berikan oleh alloh swt terhadap makhluknya yaitu mengenai bahaya atas musuh yang yang mengintainya.selain itu terdapat bahaya atas hutang piutang yang yang dapat merugikan
 Pengerian “gholabud dain”ialah suatu utang yang mengalahkan orang yang berutang untuk melunasi hutangnya.permohonan lindungan itu tidak bertentangan dengan keadaan rosululoh saw.yang pernah berutsng dan beliau mati dalm keadaan baju besinya tergadai dengan  sesuatu dari gandum,karna sesungguhnya permohonan perlindungan beliauitu adalah dari beban utang yang tidak mampu di bayar.hadist itu juga tidakbertentangan dengan hadist lain yang menyatakan bahwa alloh bersama orang-orang yang berhutang sehingga ia dapat melunasi hutangnya tersebut,selama bukan sesuatu yang di benci oleh alloh swt.hadist itu di riwayatkan dari Abdullah bin jafar yang di sambung sanadnya hingga rosululloh saw:karna sesungguhnya utang rosullulah saw mengandung kemungkinan bukan yang tidak dapat di bayar.
Adapun jika terdapat seseorang yang meminta hutangan dan yang diyakini bahwa dia tidak mampu untuk membayar maka hal tersebut adalah hal yang haram baginya seperti hadist:”barang siapa yang mengambil harta orang lain(berhutang)yang hendak dia bayar,maka alloh akan membayarkannya.dan barang siapa mengambilnya dengan niat merusaknya maka alloh akan merusaknya”(al bukhari)
Berdasarkan hal tersebut itulah permohonan perlindungan dari nabi saw,termasuk adalah dari hutang yang tidak mampu di bayar.tatkala isyah menanyakan hal tentang banyaknya beliau meminta perlindungan pada alloh swt dari beban hutang,nabi besabda:”sesungguhnya orang itu apabila dia berhutang,maka dia berbicara lalu berdusta,dan apabila dia berjanji maka dia menyalahi janjinya”
Berdasarkan hal tersebut orang yang meminta hutang di hadapkan pada masalah yang besar ini.
Adapun maksud”ghalabut’aduwwu”(kemenangan musuh)ialah kemenanga kebatilan,karna sesungguhnya musuh itu sebenarnya bermusuhan kedalam hal yang batil.daik kebatilan itu unsur keduniawian seperti perampokan,orang yang dzalimi hak orang lain dalam keadaan tidak ada kemampuan tanpa ada keinsafannya maupun yang selainnya.[6]
            Adapun senang bermusuhan itu maksudnya adalh kegirangan musuh dengan bahaya yang menimpalawannya,kata ibn bathal”senang bermusuhn itu adalahsesiatu kegembiraan hati yang sidah bercampur dengan nafsu yang jelek yang sangat sadis.nabi harun berkata pada saudaranya musa (yang di abadikan dalam al-quran surat:al a’raf,ayat 150)

 قال ابن أم إن القوم استضعفوني وكادوا يقتلونني فلا تشمت بي الأعداء ولا تجعلني مع القوم الظالمين..)

Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang dzalim".[7]
            Maksudnya,janganlah kamu menggembirakan hati mereka karena karena hukuman yang kau timpakan kepada saya.[8]


Hadits No. 1589

َوَعَنْ بُرَيْدَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( سَمِعَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَقُولُ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اَللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اَلْأَحَدُ اَلصَّمَدُ اَلَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ فَقَالَ:  لَقَدْ سَأَلَ اَللَّهُ بِاسْمِهِ اَلَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ )  أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ

Artinya:Buraidah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berdoa: (artinya = Ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan wasilah bahwa aku bersaksi bahwa Engkaulah Allah yang tiada Tuhan selain Engkau yang Mahaesa tempat semua manusia meminta yang tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan dan tiada seorang pun yang menyamai-Nya). Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ia telah memohon kepada Allah dengan nama-Nya yang bila diminta dengan nama itu akan memberi dan bila dipanggil akan menjawab." Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.[9]

Dalam hadist ini menjelaskan mengenai betapa pentingnyan dalam berdoa di dalam doa tersebut permohonana yang akan di minta harus disertai dengan pujian dan bersungguh-sungguh dalam meminta apa yang ia mohon benar-benar dari alloh tidak ada yang lain yang layak di mintai kecuali hanya dia,
            Ahad(Esa) itu adalah sifat kesempurnaan,karena sesungguhnya esa yang sesbenarnya adalah sesuatu yang suci dzatnya dari segala unsur tersusun dari berbagai unsur berbilang,dan segala sesuatu yang  yang lazim dari keduanya,seperti jismiyah dan bertempat serta persekutuannya dalam hakekatnya,serta pensifatan-Nya dengan sifat yang khusus bagi alloh swt,seperti sifat wajib yaitu wujud,serta kekuasaan dzat-Nya dan kemukjizatan yang timbul dari ketuhanan-Nya.sedangkan”ashamad”ialah tuan yang di tuju kepadanya dalm meminta semua kebutuhan yang di sengaja untuk di minta.dan dialah yng bersifat tunggal secara mutlak,dialah yang tidak membutuhkan sesuatu selainya secara mutlak,semua yang selin-Nya pasti membutuhkan-Nya dan tidak ada yang demikian tersebut selain alloh swt.[10]
            Penyifatan alloh swt bahwa dia tidak di peranakan itu maknanya  tidak sejenis dengan yang beranak,tidak membutuhkan sesuatu yang membantunya dan yang mrngantikannya karna alloh tidak membutuhkan sesuatu dan tidak akan rusak dzat-Nya selamanya,hal inilah yang membantah pendapat yanmengatakan bahwa para malaikat itu adalahanak perempuan alloh,bahwa uzair itu adalah anak alloh dan bahwa isa al masih adalah anak alloh swt.
Ucapan tidak  di peranakan itu maksudnya:bahwa alloh itu tidak di dahului oloh suatu apapun,kemudian apabila kamu telah mengetahui lebih dahulu anak itu menjadi anak dari pada dia menjadi ayah,maka in menetapkan pendapat yang tidak di perkenanakan dan tidak pula di peranakan.
            Selanjutnya”kuf’un”berarti keserupaan yang maksudnya bahwa alloh itu tidak ada satupun yang menyamain-Nya sedikitpun dari sifat kesempurnaan dan ketinggian dzat-Nya.dalam hadist hadist tersebut terkandung dalili bahwa seyogyannya di perlukan kalimat-kalima tersebut sewaktu berdo’a, hal tersebut di dasarkan pemberitahuan dari rosululloh saw,bahwa di perkenanakan untuk mengucapkan kalimat tersebut,dan apabila di panggil dengnnya,maka pasti di jawab,sedangkan permohonan itu adalah permohonana dari segala kebutuhan,dan kata do’a itu lebih umum dari pada kata”minta” jadi itu termasuk ’athafyang umum pada yang khusus.[11]


Hadits No. 1590

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَصْبَحَ يَقُولُ: اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ اَلنُّشُورُ )  وَإِذَا أَمْسَى قَالَ مِثْلَ ذَلِكَ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ: ( وَإِلَيْكَ اَلْمَصِيرُ )  أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ



Artinya:Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila pagi berdoa: "(artinya = Ya Allah dengan kekuasaan-Mu aku memasuki pagi dengan kekuasaan-Mu aku memasuki petang dengan kekuasaan-Mu aku hidup dengan kekuasaan-Mu aku mati dan kepada-Mu-lah tempat kembali)." Bila petang hari beliau juga membaca doa tersebut namun beliau menambahkan: "(Artinya = Dan kepada-Mu-lah tempat berpulang)". Riwayat Imam Empat.[12]

Hadist tersebut tersirat bahwa nabu Muhammad saw selalu berdoa pada setiap waktu dan dalam segala hal baik ketika beliau bangun dari tidurnya hingga beliau memejamkan matanya kembali,dalam berbagai doanya beliau mengisaratkan bahwa segala sesuatu yang ada pasti akan kembali pada alloh swt.dan apapun yang terjadi pada kita itu telah direncanakan dan di tetapkan oleh alloh swt,sebutan waktu itu bertalian dengan takdir alloh swt,maksudnya dengan segala kehendaknya alloh swt apapun dapat terjadi.kata”ashbahna” berarti kami memasuki masa pagi hanya karna kehendak alloh swt,kata “amsaina” pengertianya sama seperti hal tersebut,kemudian “an nusyur” berarti menjadi hidup kembali sesudah mati,dari “nasyrul mayyit” yaitu penghidupan kembali orang mati,apabila alloh swt telah menghidupkan kelak pada hari qiamat kelak.
            Terdapat kesesuaiannya yaitu denga bangun dari tidur,karna sesungguhnya tidur itu adalah saudaranya mati,jadi membangunkan tidur itu adalah laksana membangkitkan  kembali setelah mematikannya,dan pada saat waktu sore hari, ucapan yang berbunyi “hanya pada engkau tempat kami kembali”karna pada waktu sore adalah waktu untuk menjelang tidur,yang tidur itu adalah laksana mati.dalam ucapan demikian terdapat pengakuan bahwa kenikmataan itu adalah dari alloh swt.[13]


Hadits No. 1591

َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَبَّنَا آتِنَا فِي اَلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اَلْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اَلنَّارِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya:Anas berkata: Kebanyakan doa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ialah: "(artinya = Ya Tuhan kami berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka)." Muttafaq Alaihi.[14]

Bahwa kebanyakan doa yang yang di panjatkan oleh nabi muhamad saw kepada alloh swt didalamnya terdapat permintaan untuk umatnya yaitu umat islam.akan pemberian kebaikan baik di dunia dan akhirat untuk kaumnya dan meminta untuk di berikan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.al qadl ’iyadl mengatakan bahma rosululloh selalu berdo’a dengan ayat tersebut,karna ayat tersebut menghimpun semua pengertian seluruhnya yang meliputi urusan dunia dan akhirat.kata kebaikan yang di maksudkan adalah  sebuah nikmat,jadi beliau meminta kenikmatan di dunia dan akhirat.
            Banyak ulama’ salaf menafsirkan kata”hasanah”.ibnu katsir mengatakan :kebaikan di duni itu meliputi semua yang di cari yang bersifat keduniawian seperti,sehat,selamat dll,karna semua itu adalah  mengandung kebaikan di dunia,adapun kebaikan yang terdapat pada akhirat ialah kebaikan yang baik tertinggi yaitu surga,dan adapun pemeliharaan dari api neraka itu ialah adalaah selalu menjauhi apa yang di larang oleh alloh dan selalu menjalankan perintahnya di dunia, itulah yang di maksudkan dengan ucapan dalam do’a tersebut.[15]


Hadits No. 1592

َوَعَنْ أَبِي مُوسَى اَلْأَشْعَرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَدْعُو: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اَللَّهُمَّ اِغْفِرْ لِي جِدِّي وَهَزْلِي وَخَطَئِي وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي اَللَّهُمَّ اِغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ اَلْمُقَدِّمُ وَالْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya:Abu Musa al-Asy'ary Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca doa: "(artinya = Ya Allah ampunilah dosaku kebodohanku keborosanku dalam urusanku dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Ya Allah ampunilah diriku karena kesungguhanku senda gurauku kesalahanku dan kesengajaanku semuanya itu ada padaku. Ya Allah ampunilah diriku dari dosa yang telah dan aku lakukan apa yang aku sembunyikan apa yang aku tampakkan dan apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Engkau yang memajukan Engkau yang mengundurkan dan Engkau berkuasa atas segala sesuatu)." Muttafaq Alaihi.[16]                                                         
Kata “al khati’ah”ialah dosa,kebodohan adalah lawan berilmu,dan pemborosan ialah melampui batas dalam segala sesuatu dan ucapan “dalam urusanku”di kaitkan dengan kata sebelumnya,atau dengan ucapan” pemborosnku saja,sedangkan kata” al-jiddu”(sungguh-sungguh) dengan kasrah jim,adalah lawan al-hazl yang berarti kurus lagi lemah.
Selanjutnya kalimat “kekliruanku” yang tanpa di sengaja,dan yang di sengaja termasuk athof yang khusus kedalam yang umum,karna kekliruan itu dapat terjadi karna kelemaha manusia.dan pengulangannya itu adalah  karna banyak hal yang di lakukan oleh manusia baik yang di akui atau yang tidak.dan ucapan”semua kesalahan itu padaku”,khobar yang mubtada’nya di buang yaitu kata”ada”(yang sebenarnya ada padaku)dan kata”antalmuqaddim”ialah engkau dahulukan orang yang kau hendaki dari makhlukmu,atas sifat kesempurnaanya dan wajib di sembah dengan petunjuk Mu,dan hanya engkau yang menta’khirkanorang-orang yang kau kehendaki.mushanif berkata:terdapat dalam hadist yang di riwayatkan dari ibnu abbas,bahwa nabi saw.bahwa ucpan tersebut selalu beliau ucapkan pada saat shalat malam,dan teerdapat dalam hadist drli ali ra bahwa ucapa yang demikian itu selalu di ucakan setelah shalat.
Dalam riwayat muslim,dari ibnu umar ra,di jelaskan bahwa nabi saw,selalu mengucapkannya antara mengucapkan syahadat dan tahiyat dan salam.dan ibnu hibbah mengemukakan dalam kitab shahihnya dengan susunan matan bahwa nabi saw,mengucapkannya setelah selesai sholat.[17]


Hadits No. 1593

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ )  أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Artinya:Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah membaca doa: "(Artinya = Ya Allah perbaikilah agamaku karena ia merupakan pangkal urusanku perbaikilah duniaku karena ia merupakan penghidupanku perbaikilah akhiratku karena ia merupakan tempat kembaliku dan jadikanlah hidup sebagai kesempatan untuk menambah setiap kebaikanku dan jadikanlah mati sebagai pelepas diriku dari setiap kejahatan)." Riwayat Muslim.[18]
Doa teersebut mengandung kebaikan dunia dan akhirat,dan tidak ada didalamnya berdoa untuk meminta mati,akan tetapi hadist ersebut mengemukakan  permohonan agar alloh swt menentukan kematian ajalnya atas dirinya dan penimpaan musibah itu darinya sebagai pelepasan  segala kejahatan dunia,dari kejahatan kubur karena doanya itu berlaku bagi semua kejahatan,yang sebelumnya dan sesudahnya.[19]
Hadits No. 1594


َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: اَللَّهُمَّ اِنْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَارْزُقْنِي عِلْمًا يَنْفَعُنِي )  رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَالْحَاكِمُ

Rtinya:Anas Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah membaca doa: "(artinya = Ya Allah manfaatkanlah untuk diriku apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku ajarilah aku dengan apa yang bermanfaat bagiku dan limpahkanlah rizqi ilmu yang bermanfaat bagiku)." Riwayat Nasai dan Hakim.
Hadits No. 1595


َوَلِلتِّرْمِذِيِّ: مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ نَحْوُهُ وَقَالَ فِي آخِرِهِ ( وَزِدْنِي عِلْمًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ حَالِ أَهْلِ اَلنَّارِ )  وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ

Artinya:Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dan beliau berdoa di ujungnya: "(artinya = Tambahkanlah ilmu kepadaku segala puji bagi Allah dalam keadaan apapun dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan penghuni neraka)." Sanadnya hasan.[20]
Dalam hadist tersebut bahwa nabi saw.hanya memohon ilmu yang bermanfat,sedangkan yang brmanfaat itu ada yng bertalian dengan urusan agama dan dunia,dalam hal apa saja yang kembali manfaatya bagi agama di dunia ini dan jika tidak demikian  maka selain ilmu yang bermanfaatmaka orangnya termasuk yang di firmankan oleh alloh swt.[21]
 (ويتعلمون ما يضرهم ولا ينفعهم …..)
Artinya:…………... Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat bagi mereka…………(al-baqararah,102).[22]
Maksudnya ialah bemanfaat dalam urusan agama,karena sesungguhnya firmannya meniadakan  manfaat ilmu sihir,karna hal tersebut tidak ada gunanya di akhirat bahkan hal tersebut membahayakan dirinya di akhirat kelak,meskipun ilmu sihir mempunyai manfaat di dunia namun hal tersebut tidak di hitung manfaatnya di akhirat.[23]

Hadits No. 1596

َوَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَلَّمَهَا هَذَا اَلدُّعَاءَ: ( اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ اَلْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ مِنْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا )  أَخْرَجَهُ اِبْنُ مَاجَهْ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ                                              



Artinya:Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengajarkan doa kepadanya: "(artinya = Ya Allah aku memohon kepada-Mu dari segala kebaikan baik yang cepat maupun lambat apa yang aku ketahui dan apa yang belum aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan baik yang cepat maupun yang lambat apa yang aku ketahui dan apa yang belum aku ketahui. Ya Allah aku memohon kepada-Mu dari kebaikan seperti yang dimohon hamba-Mu dan nabi-Mu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang dapat mendekatkan kepadanya baik ucapan maupun amalan. Aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang dapat mendekatkan kepadanya baik ucapan maupun amalan. Dan aku memohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan setiap keputusan yang Engkau putuskan kepadaku itu baik untukku)." Riwayat Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim. [24]
Hadist tersebut menjelaskan  mengenai dua kebaikan,yaitu kebaikan di dunia dan akhirat,mengandung perlindungan alloh swt dari kejahatan,permohonan surge beserta semua amal untuk mendapatkan surge,kemudian permohonanagar alloh swr menjadikan setiap putusan,baik baginya.dan seakan-akan yang di makdudkan itu ialah permohonan yang yang menurut keyakina hamba-Nya itu bahwa setiap yang menimpanya itu adalah hal yang baik.jika tidak,maka setiap putusan yang telah di putuskan oleh alloh swr tersebut adalah yang terbaik untuk makhluknya,sekalipun makhluknya memmandeng jelek  dalam kenyataan rupanya.dalam hadist tersebut tersiray ajaran bahwa seyogyanya bagi manusia menyadari keluarganya sebaik-baiknya do’a,karna sesungguhnya kebaikan akan mereka dapatkan kelak,maka kebahagiaan itu akan membahagiakanya.dan sebaliknya setiap kejahatan yang menimpanya pasti membahayakan bagi dirinya sendiri.[25]







Kesimpulan

Berdoa adalah salah satu jalan untuk meminta sesuatu yang kita butuhkan kepada alloh swt,Bahwa alloh tidak akan menghilangkan nikmat yang di berikanya kepada makhluknya kecuali karena perbuata makhluknya tersebut yang menyebabakan dosa dari apa yang ia lakukan.kemudian alloh selalu bersama dengan orang yang berhutang sehingga ia dapat mengembalikan hutangnya selama hal tersebut bukan hal yang jelek dan orang yang berhutang  dan ia mengetahui bahwa ia tidak dapat membayarnya berarti ia telah melakukan hal yang berdosa.dan hal yang bedosa itu adalah termasuk kedalam kemungkaran.
            Pensifatan tentang sifat alloh yang maha sempurna  dari apaun yang terdapat dalam sifat wajib menguatakan bahwa alloh adalah tuhan yang maha sempurna yang memang wajib kita sembah dan kita imani wujudnya hingga sampai kapanpun yang kekal dzatnya dan yang berdiri sendiri.kesalahan yang sering di lakukan oleh manusia adalah karena kekurangan yang terdapat pada manusia dan atas kebodoha yang trerdapat pada diri manusia itu sendiri,karna itu pentingnya untuk meminta pengampunan pada alloh swt dengan jalan selalu beroa dan bertauba t di setiap kit melakukan kesalahahan sekecil apapun.





Daftar pustaka

Imam ibnu hajar al-asqailany,al-hafizh,bulughul maram min adillatil ahkam,pustaka
al-hidayah,,2008
Departemen agama,al-quran dan terjemahanya,mahkota,Surabaya,1990
Muhamad,abubakar,terjemahan subulussalam,al-ikhlas,Surabaya,1996
Solihin,muhamad,rosihon,anwar,ilmu tasawuf,cv pustaka setia,vol 1,bandung,2008
Syekh,ahmad marzuqi,terjemahan ngaqidatul awam,mahkota,surabaya


[1] Dani hidayat,Al-hafidh Imam ibnu hajar al-asqailany,bulughul maram min adillatil ahkam,pustaka al-hidayah,bab dzikir dan do’a,2008.
[2] Drs.Abu bakar muhamad,terjemahan subulus salam,al-ikhlassurabaya Indonesia,tahun 1996.hal.926.
[3] Solihin,muhamad,rosihon anwar,ilmu tasawuf,cv pustaka setia,bandung,tahun.2008,hal.81-82.
[4] Drs.Abu bakar muhamad,,0p.cit,.hal. 973.
[5] Dani hidayat,op.cit.
[6] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit, hal.975
[7] Departemen agama,Yayasan penyelenggara penerjemah Al-quran,mahkota Surabaya,tahun 1990,hal 245.
[8] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.976.
[9] Dani hidayat,op.cit.
[10] Syekh,ahmad marjuqi,terjemahan ngaqidatul awam,hal.4-5.
[11] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.977-979.
[12] Dani hidayat,op.cit.
[13] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.980
[14] Dani hidayat,op.cit.
[15] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.981.
[16] Dani hidayat,op.cit.
[17] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.983-984.
[18] Dani hidayat,op.cit.
[19] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.985
[20] Dani hidayat,op.cit.
[21] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.986.
[22] Departemen agama,Yayasan penyelenggara penerjemah Al-quran,op,cit,hal.28.
[23] Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.986.
[24] Dani hidayat,op.cit.
[25]Drs.Abu bakar muhamad,op.cit,hal.988-989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar